Senin, 27 Mei 2013

Hening, tenang, dan dengarkan.


Heninglah, hatiku!
Langit tak lagi mampu mendengar celotehmu.
Diamlah, batinku!
Indahkan rahasiamu.

Tenanglah dulu, dengarkan aku bicara.
Aku melihat semua ini dalam mimpi, kulihat!
Gunung api berkobar, namun
Tak kudengar kicau sang murai, bahkan
Tak kusaksikan ia terbang.

Dengarlah, jiwaku.
Kemarin kau kuat laksana karang
Tak goyah diterpa ombak lepas laut selatan

Aku tahu kau lelah,
Jemari waktu memperlihatkannya padaku
Dalam buku semesta.

Segala renungan dan kenangan
Biarlah lenyap, terbang ke atas sana
Izinkan mereka terusir badai
Tersapu awan tipis dari wajah langit biru
Seperti gemericik sungai kecil yang menghilang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar