Sabtu, 22 Juni 2013

Bayang-bayang Masa



Bayang-bayang masa

Tiga tahun sudah, jemari waktu
Mencatat wujudmu, kau halaman hidup
Dalam kitab semesta; tapi nanti
Hanya ketiadaan disini; sosok yang kabur
Dengan makna yang melebur
Ada dan tiada

Saat ini, kau renungkan masa lalu,
Yang telah mengacaukan akalmu dan
Membingungkan hatimu.
Kau masih enggan pergi!
Tapi; ini harus
Nampak bayangan masa
Kutanya duka, ia diam
Kutanya bahagia, ia diam.

Untuk kalian yang telah lulus
Dariku, yang tak pernah lupa kisah tentang kita
I will miss you so much 
Tiara
 

Senin, 17 Juni 2013

Syair Kacau Di Antara Hujan dan Senja



 Syair Kacau Di Antara Hujan dan Senja

Di antara hujan,
Dan kata bosan.
Terbingkai oleh cerah langit,
Walau bilur hujan yang jatuh tetap dirunut
Aku dibelenggu janji
Kamu selalu; kucintaii!

Apa yang kudapat dari hujan siang itu?
Larik-larik rindu yang tersusun jadi satu
Syair rindu bernada lirih
Diukir dengan tertatih
Kubisik hujan, aku merindunya
Mungkin hujan sampaikan, karena ia tak reda

Benar!

Tawa-bahagia menyelimuti kita
Kosong yang meraja telah kulupa
Rasa tadi telah mencair
Karenamu, jangan khawatir
Aku tak akan gila karena senyum
Tenang, kau yang buatku mengulum

Kita duduk terpaut senti
Debur ombak menjadi saksi
Tentang binar-binar mataku
Tentang debar-debar jantungku
Tentang rembulan yang ingin menyaksikan,
Dan gemintang yang juga mau menonton

Langit mulai berbaur dengan semburat kemerahan
Mentari sudah berada di pintu peraduan
Meninggalkan secuil gurat yang manis
Membuatku melihat senyumnya yang magis
Dan ketika tangan itu menggenggam jemariku
Tahukah? Gejolak ini semakin tak menentu

Dariku yang didera jutaan rasa
Tiara 

Rabu, 12 Juni 2013

(Bukan) Senyum Penabur Damai



 (Bukan) Senyum Penabur Damai

Kala itu, aku tahu satu hal
Selangkah lagi, aku denganmu. Bukan lagi khayal!

Bola mataku yang selalu beredar mencari sosokmu
Pikirku yang selalu menerawang keberadaanmu
Tanganku yang tak pernah henti berusaha menggapaimu
Hatiku yang tak pernah damai bersamamu

Rasa ini menyiksa! Sangat ironis!
Menggerogoti seluruh waktuku, nyaris!

Tahukah, ini bermula sejak lama
Ketika kau tersenyum di sudut sana
Saat beralih fokus Sang Lensa
Dan, aku, diam-diam menyorotmu seperti pelita

Ada sebentuk yang menyusup
Hatiku terketuk-terbuka-dan tak akan menutup

Mungkin kagum, tapi telah menjelma
Mungkin sayang, tapi terus berbiak menjadi rasa
Cinta yang mencekam setiap saatnya
Merenggut hidupku dari hampa

Kau tahu? Aku sedang mencinta!
Kau tahu? Kau yang kucinta!

Aku berani mengepakkan sayap
Aku berani menata sebuah harap
Aku berani mengalirkan rindu, namun tak kuucap
Aku yakin kau menyimpan rasa, tapi tak terungkap

Namun, jarak memisah. Harapku meluruh!
Gemintangku pun runtuh.

Kucoba tepis segala angan tentangmu
Penuh usaha kuredam decak-decak dalam kalbu
Sekuat tenaga kuhempas bayangmu
Setengah mati kuabaikan rasaku

Dan, kau hadir, lagi!
Membuat segalanya sia-sia. Aku mencinta, lagi.


Untuk Si Empu senyum itu
Aku, yang selalu ingat bagaimana caramu melukisnya
Tiara