Maaf, Aku Mencintaimu
Ini perkara
waktu. Waktu yang mempertemukan kita: kita yang tak pernah menahu sebelumnya, kita yang terpisah jarak berjuta kilometer
jauhnnya, ‘kita’ yang akhirnya jadikan kembang api rasaku tak bersudah menghias
angkasa.
Maaf. Telah lancang kujelmakan aku
dan kamu menjadi kita.
Maaf. Telah lancang kuselipkan
namamu dalam do’aku meski terbata.
Maaf. Telah lancang kutambatkan
hatiku padamu hanya karena kata.
Maaf. Telah lancang kucintaimu dalam
bisunya jarak yang buat aksara mendusta.
Ini tentang
sesuatu yang tak teraba radius manusia. Sejuta letup di dadaku yang mewujud
dari sebaris kalimatmu. Seucap dari bibirmu yang lambungkan harapku sampai
langit ketujuh, bahwa aku akan duduk meratu di sebelahmu.
Maaf. Telah lama kutumpuk rasa ini
di kesunyian hatiku yang melompong kosong.
Maaf. Telah lama kulangitkan asaku
bersamamu, bergantung pada gemintang.
Maaf. Telah lama aku menantimu
dengan kasih yang kian tinggi membumbung.
Maaf. Telah lama aku mencinta dan
harap kamu rasa yang sama, lancang.
Aku, yang berselimut harap
Tiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar