Senin, 19 Agustus 2013

Maaf, Aku Mencintaimu



Maaf, Aku Mencintaimu
            Ini perkara waktu. Waktu yang mempertemukan kita: kita yang tak pernah menahu sebelumnya,  kita yang terpisah jarak berjuta kilometer jauhnnya, ‘kita’ yang akhirnya jadikan kembang api rasaku tak bersudah menghias angkasa.
            Maaf. Telah lancang kujelmakan aku dan kamu menjadi kita.
            Maaf. Telah lancang kuselipkan namamu dalam do’aku meski terbata.
            Maaf. Telah lancang kutambatkan hatiku padamu hanya karena kata.
            Maaf. Telah lancang kucintaimu dalam bisunya jarak yang buat aksara mendusta.
            Ini tentang sesuatu yang tak teraba radius manusia. Sejuta letup di dadaku yang mewujud dari sebaris kalimatmu. Seucap dari bibirmu yang lambungkan harapku sampai langit ketujuh, bahwa aku akan duduk meratu di sebelahmu.
            Maaf. Telah lama kutumpuk rasa ini di kesunyian hatiku yang melompong kosong.
            Maaf. Telah lama kulangitkan asaku bersamamu, bergantung pada gemintang.
            Maaf. Telah lama aku menantimu dengan kasih yang kian tinggi membumbung.
            Maaf. Telah lama aku mencinta dan harap kamu rasa yang sama, lancang.
Aku, yang berselimut harap
Tiara
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar